Followers

Wednesday, October 20, 2010

PERKENANKAN AKU MENCINTAIMU SEMAMPU MUNGKIN..

Tuhanku..
Aku masih ingat,
Saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu,
Lembar demi lembar kitab kupelajari,
Untai demi untai kata para ustaz kuresapi,
Tentang cinta para nabi,
Tentang kasih para sahabat,
Tentang mahabbah para sufi,
Tentang kerinduan para syuhada
Lalu kutanam dijiwa dalam-dalam,
Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan idealisme yang menggawang di awan..

Tapi Ya Rabbi,
Berbilang detik, minit, jam, hari, pekan, bulan, dan kemudian tahun
berlalu..
Aku berusaha mencintai-Mu dengan cinta yang paling utama,
Tapi..
Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu,
Aku makin merasakan gelisahku membadai,
Dalam cita yang menggawang,
Sedangkan kakiku mengambang,
tiada menjejak bumi,
Hingga aku terhempas kedalam jurang & kegelapan..

Wahai Ilaahi,
Kemudian berbilang detik, minit, jam, hari, pekan, bulan, dan
kemudian tahun berlalu..
Aku mencuba merangkak, menggapai permukaan bumi dan menegakkan
jiwaku kembali
Meratap, memohon dan menghiba-Mu..

Allahu Rahmaan,
Ilaahi Rabbi..
Perkenankanlah aku mencintai-Mu,
Semampuku..

Allahu Rahiim,
Ilaahi Rabbi..
Perkenankanlah aku mencintai-Mu,
Dengan segala kelemahanku..

Ya Ilaahi..
Aku tak sanggup mencintai-Mu,
Dengan kesabaran menanggung derita Umpama Nabi Ayyub, Nabi Musa, Nabi Isa,
hingga Al-Musthafa Nabi saw..
Kerana itu izinkan aku mencintai-Mu
Melalui keluh kesah pengaduanku kepada-Mu..
Atas derita batin dan jasadku..
Atas sakit dan ketakutanku..

Yaa Rabbi,
Aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Sayyid Abu Bakar r.a,
yang menyedekahkan seluruh hartanya,
dan hanya meninggalkan Engkau dan Rasul-Mu,
bagi diri dan keluarga,
Atau layaknya Sayyid Umar r.a,
yang menyerahkan separuh harta demi jihad,
Atau Sayyid Utsman r.a,
yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan dien-Mu ..

Rabbi,
Aku tak dapat beribadah seperti para sufi dan rahib,
yang membaktikan seluruh malamnya untuk becinta dengan-Mu,
Maka izinkanlah aku untuk mencintai-Mu,
dalam satu-dua rakaat lailku,
Dalam satu-dua sunnah nafilah-Mu,
Dalam desah nafas kepasrahan tidurku..

Yaa Rahmaan,
Aku tak sanggup mencintai-Mu bagai para hafidz dan hafidzah,
yang menuntaskan kalam-Mu dalam satu putaran malam,
Perkenankanlah aku mencintai-Mu,
Melalui selembar-dua lembar tilawah harianku,
Lewat lantunan seayat-dua ayat hafalanku..

Wahai pemilik nyawaku,
Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku..
Agar cinta itu mengalun dalam jiwa..
Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku....

Amin ya Rabbi (T_T)

1 comment:

  1. Lalu, aku ingat kepada perjanjianku,
    Denga-Mu Ya Allah..
    Perjanjian yang saban hari aku perbaharui,
    Solatku, Ibadaku, Hidupku dan matiku,
    Hanyalah untuk-Mu, Tuhan sekalian alam..

    Bukankah hidup itu untuk mati..
    dan mati itu untuk hidup yang lebih tinggi..
    Lalu aku mengerti,
    APA TUJUANKU DIHIDUPKU & DIMATIKAN..

    ReplyDelete